Cerita 3 Pekan di Korea (Part 1)

Alhamdulillah, dapat kesempatan ke luar negeri gratis, mengikuti training dengan biaya penuh dari Pemerintah Korea Selatan selama 3 pekan. Pengalaman tiga pekan di Korea tentunya akan berbeda cara pandangnya dengan teman-teman Indonesia lainnya yang bertahun-tahun di sana untuk bekerja atau pun kuliah. Tapi boleh ya saya sharing pengalaman yang sedikit ini. Semoga ada manfaatnya buat yang baca. 


Sebelum berangkat saya mencari informasi tentang Korea. Ya informasi yang penting-penting, salah satunya tentang suhu di sana. Suhu di Korea Bulan Oktober 2013 saat itu agak dingin, sekitar 10-30 C, jadinya saya prepare pakaian untuk menghadapi kondisi tersebut, ya pakaian juga lipgloss dan lotion. Selain itu saya bawa rendang sekilo, bawa sambel goreng yang dimasukkan ke botol bekas selai, ikan kaleng, dan saos sambel, khawatir susah nyari makan di awal-awal berada di sana.

Sabtu, 5 Oktober 2013 habis sholat maghrib, saya berangkat dari rumah menuju Bandara Soekarno Hatta. Jadwal penerbangan yang tertera di tiket jam 23.20 WIB. Saya menggunakan Garuda untuk berangkat ke Korea. Semua proses dari check in sampai boarding lancar Alhamdulillah. Oya untuk ke Korea saya tidak mengurus visa karena menurut informasi kedutaan Korea di Indonesia tidak diperlukan, sebabnya saya lupa, apakah terkait dengan lamanya saya akan berada di sana (3 pekan) atau karena saya menggunakan paspor biru. Bagi yang mau ke sana harus update informasi ya.

Penerbangan Soekarno-Hatta – Incheon memakan waktu 7,5 jam. Cukup lelah berada dalam pesawat untuk waktu yang relatif lama. Alhamdulillah akhirnya Minggu, 6 Oktober 2013 jam 9.20 am waktu Korea saya sampai di Incheon. Wow…. Bandaranya luar biasa, gueede banget. Jadi berasa was..was, takut hilang di sana :). 

Saya menaiki monorail untuk menuju tempat imigrasi dan pengambilan bagasi. Waduh, was-was muncul lagi, ini bener ga nih jalannya, bener ga monorailnya? he..he.. Untungnya saya liat orang yang satu pesawat dari Jakarta, jadi bertambah yakin deh. Tidak ada kursi dalam monorail, karena penumpang tidak lama berada di dalamnya. Sebelum ikut ngantri di imigrasi, saya ke toilet dulu. Sempet ketinggalan dompet passport di toilet, untung ingatnya belum jauh dari toilet. Alhamdulillah saat balik ke toilet, dompet passportnya masih ada.

Sampai di bagian imigrasi, antri, dan prosesnya tidak lama. Selanjutnya turun ke lantai bawah menggunakan eskalator untuk mengambil bagasi. Setelah semua barang ditemukan, saya mencari pintu keluar untuk bertemua Panitia yang akan menyambut kedatangan para peserta training, seperti yang dijelaskan di email. Alhamdulillah saya tidak kesulitan menemukan mereka. Ternyata beberapa peserta dari negara lain sudah ada yang datang. Saya diminta menunggu di ruang tunggu dekat pintu 14.

Menebarkan pandangan di ruang tunggu pintu 14, ada hal yang menarik pandangan saya. Rata-rata pekerja kebersihan di Bandara berusia 50-an tahun. Mereka mendorong kereta yang berisi perlengkapan kebersihan. Ada semprotan air, berbagai kantong plastik. Dan satu yang menarik, seorang wanita pekerja kebersihan mengambil sampah di keranjang sampah menggunakan penjepit udang berukuran besar. Dia mengambil sampah kaleng dari tempat sampah dan memasukkannya ke sebuah kantong. Kemudian mengambil sampah lain, ada botol minuman yang masih berisi air, airnya dia buang dan kemudian ditempatkan di kantong yang berbeda dengan kantong kaleng tadi. Sepertinya ibu itu langsung memilah dan mengelompokkan sampah-sampah tersebut. Luar biasa. Kerja yang tidak sembarangan. Kalau di Indonesia???

Setelah semua yang ditunggu berdatangan, saya dan peserta lainnya diajak makan siang di Niji California Roll and Sushi. Di sana makanan tersaji prasmanan. Sepertinya jenis restoran all you can eat. Karena tidak bisa membaca tulisan Korea, saya menanyakan ke Panitia mana saja menu yang halal, akhirnya dengan petunjuk mereka, aku memilih Sushi Tuna dan Salmon, Udang dengan mayonaise nya, spageti, kentang goreng, salad sayur dan orange juice. Mudah-mudahan makanan yang saya pilih bener-bener halal. Restoran ini berada di Kyonggi / Suwon / Maesan-ro 1-ga, 55-3. 

Selesai makan, kami langsung diantar ke penginapan Pangyo Residence. Lengkapnya yang mau tahu penginapan ini bisa cek di sini: http://www.pangyoresidence.co.kr/. Saya dapat kamar 830 di lantai 8, yang di depannya persis tempat fitness. Penginapan ini sangat strategis, karena dekat dengan stasiun Pang Yo, dekat dengan Lotte Mart, dan lingkungan sekitarnya juga enak untuk dikitari saat sore-sore.  
Pintu kamar 830

Fasilitas dalam kamar sangat lengkap, yang memungkinkan saya untuk masak dan mencuci pakaian sendiri. Peralatan yang ada dalam kamar antara lain tv, telp, wifi, kulkas, microwave, pemasak air listrik, rice cooker, mesin cuci, kompor (yang sumber pemanasnya dari listrik), setrika, tempat jemuran kain, serta beberapa peralatan masak dan makan. 

 Perlengkapan rumah tangga
Bisa dengerin radio Korea sambil masak :) 



Kompor di atas mesin cuci.

Penginapan juga dilengkapi dengan video door phone untuk keamanan penghuni. Ngeri juga kan kalau ada orang yang salah masuk dan dalam keadaan mabuk lagi he..he... Jadi setiap ada yang mau berkunjung bisa kita ketahui dengan layar di bawah ini.

Video Door Phone
 
Kamar mandi dengan kucuran pembersih beragam berupa :)

Awalnya bingung menggunakan kloset duduk ini. Tombolnya banyak banget, dan petunjuknya tertulis hanya dalam bahasa hangeul yang aku tidak mengerti. Nah lohhh...Untuk lebih jelasnya bisa dilihat di you tube Mas Dany Tri Kusuma berikut, https://www.youtube.com/watch?v=pKShPQFhupg, tentang kloset di Jepang, yang mirip dengan Korea. 

Sesudah melaksanakan Sholat Zuhur, saya mencoba untuk beristirahat dulu. Alhamdulillah sempat tertidur sejenak. Bangun tidur langsung mandi, dan menunaikan sholat Ashar. Setelahnya santai sambil nonton tv. Habis Maghrib, saya keluar penginapan untuk jalan-jalan melihat suasana sekitar dan merasakan udara Korea di malam hari, sambil mencari makan malam. Saya tidak bawa uang dalam won, tapi hanya bawa rupiah he..he... Sebenarnya pengen makan nasi, tapi bingung mau belanja jauh-jauh, apalagi ga bawa cash dalam won. Ya sudahlah akhirnya beli roti di mini market di lantai bawah penginapan. Saya membayar roti dan beberapa barang lainnya menggunakan kartu ATM Bank Muamalat. Sebelum berangkat saya sudah tanya ke pihak bank tentang penggunaan Kartu ATM di luar negeri. 

Mesin ATM. Ada buat para difabelnya
Mungkin sampai sini dulu cerita hari pertama kedatangan. Besok-besok disambung dengan cerita lainnya ya. (Bunda Muthia)

Comments