Buku Antologi Pertama, Pemantik Api Semangat Menulis

Sudah dua kali saya mengikuti kegiatan belajar menulis online, dan kali yang ketiga mendapat kesempatan untuk membukukan tulisan secara keroyokan, yaitu melahirkan sebuah antologi. Alhamdulillah kesempatan dan sekaligus tantangan itu datang pada saat saya merasa sangat bersemangat untuk menulis. 

Tanpa menyia-nyiakan waktu, saya langsung mencari tema apa yang akan saya tulis, sesuai dengan tema besar yang diberikan, yaitu tentang keindahan daerah, yang dapat menggambarkan kepada pembaca tentang keindahan, keunikan, dan hal menarik lainnya tentang daerah atau tempat tersebut. Setelah tema dapat, saya mengumpulkan beberapa informasi sebagai data pendukung. Saya mulai mencari dan membaca beberapa informasi dan data yang saya butuhkan. 

Alhamdulillah, target 1000 kata, terselesaikan. Lancar? Mudah? Yaa, engga begitu juga. Ini kali pertama saya membuat tulisan serius untuk buku antologi. Sempat tersendat di beberapa kalimat. Merasa ga enak dengan beberapa pilihan kata, dan beberapa kendala lainnya. Tapi semangat saya tak terpadamkan. Target dan cita-cita saya untuk bisa ikut menerbitkan karya tak bisa dihentikan. Sudah lama ingin melahirkan sebuah tulisan, tapi tidak pernah kesampaian. Dan kesempatan kali ini merupakan kesempatan emas yang tidak boleh disia-siakan. Bahkan target melahirkan antologi tahun 2020, mendapat tawaran dan kesempatan di akhir tahun 2019. Dan nikmat Tuhanmu yang manalagi yang kamu lupakan?

Akhirnya, tulisan saya sukses terkirim lewat email. Sambil harap-harap cemas. Lolos ga ya di meja editor? 

Sekitar sepekan lamanya menunggu, saya mendapatkan kabar, kalau karya saya diikutkan menjadi salah satu antologi yang akan diterbitkan. Yeyyyy.... Rasanya tuch, bahagia banget. Sempat bertanya-tanya dalam hati, semudah itukah melahirkan buku? kata orang-orang, membuat buku itu sulit. Para editor akan rigid banget mengecek pilihan tema, konten, kesempurnaan ejaan, dan lain-lain. Ahh sudah lah, jangan berpikiran kemana-mana dulu. Yang penting sekarang tulisan saya lolos. 😀


*********


Buku Antologi Pertama
Buku Antologi Pertama


Jadi, tempat belajar menulis online yang saya ikuti itu memang memiliki visi dan target untuk menyemangati orang-orang agar menulis. Karena manfaat menulis itu banyak bangeeet. Dan dia menyemangati para calon-calon penulis dengan cara membukukan karya-karya mereka, tanpa banyak prasyarat yang harus dipenuhi. Dan sangat mudah. 

Dan buat saya, lahirnya buku antologi pertama ini, betul-betul menjadi pemantik semangat menulis. Walau pun saat saya baca kembali isi buku antologi sekarang ini, masih banyak saya dapati kekurangan. Tapi ya sudahlah. Toch ini pengalaman pertama, tentunya wajar masih jauh dari sempurna. 


Tulisanku di halaman 37 buku antologi


Sekarang ini, ide-ide menulis yang muncul sudah mulai saya manage. Saya catat semua ide yang muncul di smartphone. Saat saya memiliki keluangan waktu, saya akan mulai membuat outline dan mengembangkan tulisan sedikit-demi sedikit. 

Saya sangat berterima kasih kepada tim Nulis Yuk, yang telah memfasilitasi kami para peserta belajar menulis, untuk membukukan tulisan-tulisan kami dalam sebuah buku antologi. Semoga upaya ini memberikan keberkahan dan kebaikan bagi semua. 


Alinea penutup tulisanku di halaman terakhir


Jakarta, 23 Juni 2020
Masih dalam masa transisi 
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)
 di Jakarta


 

Comments