Pedoman Gizi Seimbang Pengganti 4 Sehat 5 Sempurna
Jargon Empat Sehat Lima Sempurna Tidak Berlaku Lagi
Jargon konsumsi pangan “Empat Sehat Lima Sempurna” sudah digunakan selama
lebih dari 50 tahun oleh masyarakat Indonesia. Dan sejak tahun 2014, konsep
ini diganti dan disempurnakan dengan konsep baru yaitu Pedoman Gizi Seimbang
(PGS). Namun sepertinya konsep konsumsi pangan yang baru ini, masih belum
popular di masyarakat walaupun sudah enam tahun yang lalu ditetapkan melalui
Permenkes Nomor 41 Tahun 2014. Bahkan banyak guru-guru di Sekolah Dasar (SD)
yang masih mengajarkan konsep konsumsi pangan Empat Sehat Lima Sempurna ini
kepada murid-murid di kelas. Dan ternyata di buku-buku pelajaran yang
menjadi pegangan guru dan siswa SD masih menggunakan konsep Empat Sehat Lima
Sempurna, jadi wajar saja guru-guru masih mengajarkan hal tersebut pada
murid-murid di kelas. Hal ini saya temukan dalam buku tematik kelas empat SD
milik anak saya.
Konsep konsumsi pangan Empat Sehat Lima Sempurna
dipopulerkan oleh Bapak Gizi Indonesia, Prof. Poerwo Soedarmo sekitar tahun
1952, dimana pangan yang dikonsumsi terdiri dari makanan pokok, lauk-pauk,
buah, sayur dan dilengkapi dengan susu. Konsep ini sekarang sudah tidak
digunakan lagi.
Mengapa Konsep Empat Sehat Lima Sempurna Diganti?
Konsep Empat Sehat Lima Sempurna dianggap sudah tidak dapat lagi menjadi
pedoman masyarakat dalam konsumsi pangan,untuk terwujudnya masyarakat yang
sehat dan produktif. Berikut beberapa alasan penggantian konsep Empat Sehat
Lima Sempurna (4S5S) dengan Pedoman Gizi Seimbang:
- Penekanan Pesan. Konsep lama menekankan hanya pada konsumsi makanan pokok, lauk-pauk, sayur, buah dan disempurnakan oleh susu. Sementara konsep baru (PGS) memperhatian 4 prinsip, yaitu pembiasaan konsumsi beraneka ragam makanan; pola hidup aktif dan olah raga; dan pemantauan berat badan dan mempertahankan berat badan ideal.
- Susu Bukan Penyempurna. Konsep lama menganggap susu sebagai penyempurna konsumsi harian, dan tidak termasuk dalam kelompok lauk-pauk. Sedangkan konsep PGS menganggap susu sebagai bagian dari pangan sumber protein hewani atau lauk-pauk, bukan makanan penyempurna dan dapat digantikan dengan jenis pangan lain yang memiliki kandungan zat gizi yang relatif sama.
- Pentingnya Porsi atau Jumlah Pangan. Konsep lama tidak memberikan informasi jumlah yang harus dikonsumsi,dalam sehari. Sedangkan konsep PGS memberikan penjelasan tentang jumlah atau porsi yang harus dimakan setiap hari untuk setiap kelompok pangan (makanan pokok, lauk-pauk, sayuran dan buah).
- Minum Air Putih yang Cukup. Konsep Empat Sehat Lima Sempurna, tidak menjelaskan tentang pentingnya air putih yang cukup, aman, dan bersih bagi tubuh.Sementara konsep PGS menjelaskan pentingnya memenuhi kebutuhan minum air putih yang cukup, minimal 2 liter atau lebih kurang 8 gelas per hari.
Tumpeng Gizi Seimbang (Sumber: Kemenkes) |
Nah, sekarang sudah jelas ya tentang kenapa konsep Empat Sehat Lima
Sempurna digantikan dengan Pedoman Umum Gizi Seimbang? Yuk, mulai
sekarang kita mengonsumsi makanan yang beragam, bergizi seimbang, dan
aman.
Namun, tentu saja tidak cukup dengan upaya makan yang baik untuk dapat
mencapai tubuh sehat yang optimal sehingga bisa aktif dan produktif. Hal
tersebut perlu dibarengi dengan olah raga dan aktifitas fisik yang cukup dan
gaya hidup yang bersih.
Comments
Post a Comment