Berpikir Cepat dan Solutif Ala Milenial

Beberapa waktu lalu saya dan seorang rekan kerja usia milenial mendapat tugas untuk menyiapkan sertifikat bagi para peserta kegiatan pelatihan yang diselenggarakan oleh kantor dimana saya bekerja. Pelatihan tersebut diikuti oleh peserta baik secara offline maupun online. Saat itu saya berpikir masih dengan cara dan kebiasaan lama yang telah dilakukan sebelum-sebelumnya. Saya berpikir untuk peserta yang ikut offline, saya harus mendesain sertifikat, kemudian mencetak dan mengetik serta memprint nama masing-masing peserta di kertas sertifikat tersebut. Sudah kebayang di otak bagaimana repotnya menge-print nama di sertifikat yang sudah dicetak sebelumnya di percetakan. Bagaimana ngepasin lokasi di mana nama harus tercetak di lembar sertifikat. Belum lagi terkadang printer-nya ngadat di tengah-tengah ngeprint nama, karena terkadang printer tidak welcome dengan ketebalan kertas sertifikat yang digunakan. Kadang trouble di tinta yang lupa dicek, wkwkwk... Yang pasti, adaaa aja masalahnya. 

Kemudian kebayang bagaimana repotnya mengirimkan softfile sertifikat ke email semua peserta yang jumlahnya kalau full hadir bisa mencapai 500-an orang. Kebayang repotnya, bagaimana harus kirim email satu persatu. Belum lagi email peserta yang kadang salah ketik, dll. Ufgghhhh...kebayang dech repotnya. 

Saat diberikan tugas tersebut, rekan milenial saya terlihat santai saja mendapat tugas tersebut. Bahkan di hari pembukaan pelatihan, kita belum selesai menyiapkan desain template sertifikat. Aku yang merasa punya tanggung jawab mencoba berkoordinasi dengan teman milenial itu. Dan setelah kami ngobrol, ohh My God, masyaallah, saya betul-betul merasa bodoh sekali. 

Rekan saya itu menjelaskan bagaimana teknis mengerjakan tugas pimpinan dengan cara yang ga pernah terbayang oleh saya sebelumnya. Cara kerja yang sangat sangat mudah. Parah banget otak baby boomer saya wkwkwkwk. 

Jadi, kami cukup mendesain satu template sertifikat. Kemudian membuat sebuah list di google form. Kemudian dengan sebuah aplikasi tambahan, sertifikat tersebut dapat otomatis terkirim ke email peserta yang mengisi google form yang kita sebarkan link nya ke peserta. Nama di sertifikat akan tercantum sesuai nama yang diketikkan peserta saat mengisi google form. 

Sumber: pngdownload.id

Sangat gampang kan? 

Kejadian itu betul-betul memberikan pelajaran berharga buat saya. Ke depan saya akan berusaha berpikir dan mencari solusi dengan cara milenial, cara cepat dan solutif. Cara kerja baru era 4.0.    

Buat kamu2 yang masih berpikir cara lama, segeralah berbenah, dan upgrade cara berpikir kamu. Jangan pernah mengatakan, saya tidak mampu. Jangan. Katakan, baiklah, akan saya coba dan lakukan. 

 

Middle of June 2021

a day after my friend's son died

Comments