Menyeberang Selat Sunda Pasca Hari Raya Idul Fitri 2021

Sejak pandemi covid 19 melanda dunia termasuk Indonesia, saya dan keluarga sejak Maret 2020 benar-benar tidak pergi kemana-mana. Jenuh? Bosan? Pastilah. Apalagi anak-anak. Mereka sekolah dari rumah, online. Tidak keluar rumah selama setahun pandemi. Bahkan si Sulung dan Tengah sholat Jumat pun di rumah saat itu. Saya dan suami sesekali masih keluar rumah, untuk urusan kerjaan dan belanja. 

Setelah Hari Raya Idul Fitri 1442 H/2021, tepatnya awal Juni saya berkesempatan berangkat ke Lampung. Karena merasa ribet dengan urusan test antigen, PCR dan sejenisnya sebagai bukti bebas Covid, saya ke Lampung dari Jakarta lewat darat. Saya terakhir menyeberang Selat Sunda ini saat liburan hari Raya Idul Fitri tahun 2017, sudah empat tahun lalu.  


Indah Banget. Masyaallah 

Tiket untuk menyeberang Selat Sunda harus dibeli secara online dua jam sebelum menyeberang. Tiket bisa dibeli via aplikasi Ferizy, yang diluncurkan Pemerintah pada Juli 2020. Aplikasi ini dapat diunduh melalui playstore di smartphone. Tiket penyeberangan online ini berlaku di empat Pelabuhan, yaitu Merak, Bakauheni, Ketapang dan Gilimanuk. Sepanjang jalan menuju Pelabuhan Merak, banyak sekali ditemui lapak-lapak yang menawarkan tiket menyeberang. Jadi, jika kamu tidak berhasil mendapatkan tiket secara online, kamu masih bisa mendapatkan tiket di lapak-lapak di pinggir jalan sepanjang jalan menuju pelabuhan. Tapi mungkin ada baiknya berhati-hati, khawatir ada yang menjual tiket bodong. 

Para calo penjual tiket juga banyak yang berada di sepanjang pintu masuk pelabuhan. Menawarkan tiket ke para driver kendaraan yang antri ke pintu masuk. Para calo ini memesankan tiket melalui smartphone mereka, lalu mengirimkan ke pembeli tiket onlinenya melalui whatsapp, dan pembeli dapat melewati pintu masuk menuju antrian naik ke kapal. Ada juga calo yang membantu pembeli melewati pintu masuk, dan menyerahkan tiket print nya dari penjaga pintu masuk ke pembeli.  



Kapal feri yang tersedia untuk menyeberang ada dua pilihan, yaitu kapal biasa (reguler) dan kapal cepat (ekspress). Biaya untuk kapal cepat 615K, sedangkan kapal reguler 430K. Musholla di kapal cepat sangat nyaman. Berpendingin ruangan, karpetnya bersih, dan wangi. Beda banget sama musholla di kapal reguler, yang kondisinya so sad.    

Di kapal reguler menyediakan ruangan yang berpendingin. Jadi jika kita tidak mau duduk-duduk di luar kena angin laut, kita bisa duduk di sini, dengan biaya, 10K. Cukup nyaman. Dan ada kantin kecil di dalamnya, jika kita ingin ngopi dan makan cemilan ringan lainnya. 


Informasi di Aplikasi Ferizy terkait Covid 10




Selama masa arus balik mudik (sampai dengan 31 Mei 2021), surat bukti bebas covid menjadi syarat untuk bisa menyeberang. Namun persyaratan tersebut tidak diberlakukan lagi setelah tanggal tersebut. 


Jakarta, in the middle of June 2021

Saat Covid 19 melonjak naik lagi pasca Hari Raya Idul Fitri






Comments