Candi Prambanan Yogyakarta

Sudah sejak lama saya ingin mengunjungi Candi Prambanan ini, tapi waktu belum berpihak. Sampai ada kesempatan di awal tahun 2015. Dan sebetulnya kunjungan ke candi ini juga tidak direncanakan dari awal, namun karena ada perubahan agenda akhirnya berkesempatan mengunjungi candi, muter-muter di sana sebelum balik ke Jakarta. Dari hotel saya berangkat menggunakan taksi ke Candi Prambanan, agar saya bisa cepat sampai di lokasi, karena sorenya saya harus balik ke Jakarta. Sekitar jam 10.00, taksi datang dan saya segera berangkat menuju candi. 

Candi Prambanan Tampak dari Kejauhan

Candi Prambanan Tampak dari Kejauhan

Sesampai di lokasi, sebelum saya keluar taksi, bapak driver menanyakan, apakah saya perlu ditunggu. Menurut pak driver, alat transportasi umum di sekitar lokasi agak sulit, sehingga saya bisa kesulitan mencari alat transportasi untuk kembali ke hotel. Ketika saya diberitahu pak driver harga yang harus saya bayar jika saya ditunggu, akhirnya saya memutuskan, agar bapak driver menunggu sampai saya selesai mengelilingi candi. Saya juga tidak mau repot mencari alat transportasi, karena sore hari saya sudah harus sampai di Bandara Adisutjipto, dan sebelumnya harus balik ke hotel untuk mengambil koper dan check out. Sebelum saya turun, bapak driver meminta nomor hp saya untuk koordinasi jika nanti dibutuhkan saat saya sudah selesai muter-muter di lokasi candi.

Turun dari taksi saya segera menuju loket tempat penjualan tiket masuk. Ternyata dari tempat parkir ke loket jaraknya cukup jauh. Di kejauhan sudah terlihat bangunan candi yang menjulang tinggi, dan saya sempat mengabadikan pemandangan yang menarik itu. Sesampai di loket saya mendapati suasana yang tidak terlalu ramai karena memang bukan week end, sehingga saya tidak perlu mengantri membeli tiket masuk. Saya lupa harga tiket saat itu, yang saya ingat hanya harga antara WNI dan WNA berbeda.  


Kompleks candi ini sangat luas, dan terdapat 8 bangunan candi utama. Tiga diantaranya disebut Candi Trimurti. Saya mendatangi beberapa candi yang ada. Saya menaiki tangga dengan anak-anak tangga yang menurut saya cukup tinggi dan curam, sehingga saya cukup kepayahan menaiki setiap anak tangga menuju ruangan utama, dimana arca ditempatkan. Di lokasi lain terdapat pemandangan reruntuhan candi, dengan tumpukan bebatuan yang berserakan. 


Tangga Candi yang Curam dan Anak Tangga yang Tinggi

Dengan waktu yang sempit saya bersyukur bisa memasuki beberapa bangunan candi. Saya sempat mengabadikan beberapa sudut candi yang menunjukkan relief pahatan pada batu di sepanjang dinding candi. Setelah berhasil memasuki beberapa bangunan candi, langit tampak mulai gelap, mendung, bertanda sebentar lagi akan turun hujan. Sampai di halaman candi saya masih mengambil beberapa gambar. Tiba-tiba, petugas kebersihan menghampiri dan menawarkan bantuan untuk mengambil foto saya. Mungkin beliau memperhatikan saya yang sedari tadi tampak sendirian tanpa teman sehingga tidak bisa berfoto sendiri dengan latar belakang candi. Saya pun merima tawarannya. Setelah mengambil beberapa foto, bapak tersebut mengisahkan cerita tentang candi ini tanpa saya tanya. Saya pun mendengarkan cerita bapak tersebut. Ternyata bapak tersebut dapat memberikan informasi secara baik seperti seorang tour guide

Namun saya tidak bisa berlama-lama mendengarkan beliau bercerita, karena tetesan air hujan sudah mulai turun. Saya segera pamit dan mengucapkan terima kasih. Dan bapak ‘tour guide’ mengakhiri ceritanya, dan berseru agar saya hati-hati di jalan. 

Untung saat itu saya membawa payung. Saya mempercepat langkah menuju area parkir. Sebelum sampai di tempat parkir dimana taksi saya menunggu, hujan semakin deras. Untungnya saya bisa segera sampai di area parkir dimana taksi berada. 

Tumpukan Bebatuan yang Berserakan

Hasil Jepretan Bapak "Tour Guide"

Alhamdulillah, bersyukur bapak driver taksi tadi menawarkan saya untuk ditungguin, kalau tidak saya tentu kesulitan menemukan alat transportasi di saat hujan deras saat itu. Akhirnya saya meninggalkan Candi Prambanan yang terletak di Kabupaten Sleman DI. Yogyakarta. Rasanya belum puas muter-muter di lokasi candi. Suatu saat saya ingin balik lagi ke sini untuk menikmati setiap sudut candi tanpa tergesa-gesa seperti yang saya lakukan saat itu. Semoga ada kesempatan di waktu lain.   

Diposting saat CoVid-19 melanda dunia
Dan pasien positif CoVid19 di Indonesia sudah berjumlah 500-an orang 
 (Kematian akibat CoVid 19 di RI 8%, tertinggi di dunia)

Comments