Tanaman dan Pekarangan

Saya suka tanaman dan menanam di pekarangan mungkin karena kebiasaan orang tua yang dari sejak saya dan saudara saya lainnya masih kecil. Pekarangan rumah kami yang sempit berhiaskan bunga dalam pot kecil dan besar yang dijejer sedemikian rupa di rak di atas batu-batu di pekarangan. Ada juga jambu biji bangkok (sejenis jambu biji kristal) yang buahnya selalu banyak, bahkan tetangga bisa ikut mencicipi rasanya yang seperti buah apel. Dagingnya tebal, manis, dan berwarna putih. Enak banget. Anggota keluarga bisa mendapat pangan sumber vitamin c tanpa perlu mengeluarkan uang. Alhamdulillah.




Saat kecil dulu, seusia SD saya dan teman di rumah sering bertukar tanaman. Apa yang tidak kami miliki di pekarangan masing-masing, kami saling bertukar. Orang tua saya rasanya hampir tidak pernah membeli tanaman hias yang ada di pekarangan.

Aglonema

Beranjak besar, saya membantu bapak mengambil media tanam yang ada di tempat pembuangan sampah perumahan. Ayah dan saya mengayak sampah, sehingga sampah dan tanah kompos terpisah, untuk kemudian komposnya kami bawa ke pekarangan untuk mengganti semua media tanam dalam pot-pot bunga di pekarangan. Saya tidak sedikitpun merasa kebauan atau pun jijik selama melakukan hal tersebut. Bahkan bertemu cacing pun bukan hal besar buat saya. hehehehe


Suatu ketika, saat ibu mengikuti sebuah workshop di lain kota yang sangat jauh dari rumah yang mengharuskan ibu tidak pulang selama hampir sebulan, saya ketimpaan meng-handle semua tanaman di pekarangan. Namun saat itu waktunya tidak tepat. Saya sedang menghadapi tes/ujian kenaikan kelas. Jadilah saya tidak sempat mengurus tanaman ibu di pekarangan. Bapak pun juga tidak fokus karena harus berbagi tugas dengan saya mengurus rumah dan kebutuhan makan. Kami hanya berdua di rumah, karena saudara saya yang lainnya tinggal di luar kota, sedang menuntuk ilmu di perguruan tinggi di sana.



*****

Iklim rumah yang dibangun orang tua sangat dekat dengan dunia bercocok tanam. Mungkin karena itu saya dan semua saudara saya sangat menyenangi bertanam tanaman.



Dan sekarang saya lagi belajar mengompos sisa pangan di dapur. Bahagia rasanya bisa mengompos sampah organik dapur tersebut.

Jambu biji kristal dalam pot

Banyak sekali manfaat bertanam di pekarangan. Bisa buat refreshing, menghasilkan oksigen dan udara yang segar bagi penghuni rumah, juga buat penghasil keringat tubuh. Tambah bahagia lagi, jika tanaman di pekarangan menghasilkan sesuatu yang dapat dimanfaatkan seperti buah atau sayur, juga bumbu dapur dan toga, tergantung apa yang kita tanam di pekarangan.


Depok, Hari ketiga Idul Fitri 1441 H

Comments