Pengalaman Menjalani MRI - Dikira Silindris atau Diplopia, Ternyata ... (Part 3)

Hari itu adalah hari dimana saya akan menjalani MRI tanpa kontras. Sesuai dengan informasi dari petugas sebelumnya, saya melepas semua perhiasan sebelum berangkat. Saya menggunakan kerudung tanpa peniti atau pun asesoris lainnya. Namun yang membuat saya khawatir awalnya adalah gigi saya. Salah satu gigi saya menggunakan crown gigi dari metal atau logam berwarna silver. Bahan persisnya saya lupa karena sudah bertahun-tahun terpasang. Lagi-lagi saya mengetahui dari media online yang saya baca bahwa untuk MRI tidak boleh ada satu pun asesoris dari logam yang nempel di badan. 

Sesampainya di bagian Radiologi, tidak lama menunggu, akhirnya nama saya terdengar dipanggil oleh petugas. Saya diminta masuk ruangan radiologi. Tepatnya ruang persiapan yang terletak di luar ruang MRI. Di sana ada beberapa hal yang ditanyakan petugas. Diantaranya adalah:

Apakah punya alergi obat?

Pernah punya riwayat operasi?

Apakah pernah menjalani CT Scan?

Apakah punya riwayat sakit diabetes, darah tinggi?

Apakah pernah pasang ring jantung atau sejenisnya dalam tubuh? 

Demikian beberapa pertanyaan penting yang diajukan petugas kepada saya. Selain juga tentunya pertanyaan terkait identitas diri untuk meyakinkan petugas. 

Hal lain yang juga penting adalah petugas menyampaikan agar pasien yang akan menjalani MRI tidak ada satu pun logam yang menempel di tubuhnya. Seperti perhiasan, perlengkapan asesoris kerudung, dan apapun dari logam yang nempel di pakaian, seperti resleting, kancing dll yang terbuat dari logam. 

Saya kemudian menyampaikan tentang crown gigi yang terpasang di gigi saya kepada petugas. Petugas kemudian mengecek dan memastikan letak crown gigi tersebut di mulut saya. Menurut petugas tidak apa-apa. Alhamdulillah. Saya lega. Saya juga diminta mengganti masker dengan masker milik RS yang tidak ada logam penyangga pada bagian hidung. Karena memang tidak diperbolehkan. 

Setelah itu saya diberikan informasi terkait apa yang boleh dan tidak boleh saya lakukan selama di dalam ruang MRI tersebut. Terus terang agak deg-degan masuk dalam ruang sempit itu. Pikiran jadi kemana-mana. 

Dengan tetap menggunakan pakaian tertutup milik saya pribadi yang sudah dipastikan tidak ada logamnya, saya bersiap masuk dalam ruang sempit MRI. Saya tidur terlentang. Diselimuti oleh petugas dengan selimut milik RS, karena ruangannya ber AC dan cukup dingin buat saya. Kemudian telinga dipakaikan headset untuk mendengarkan musik yang diputar oleh petugas, untuk mengimbangi suara alat MRI yang keras dan cukup mengganggu. Saya juga diberikan semacam tombol yang jika saya merasa terganggu atau sakit maka saya bisa memencet tombol tersebut untuk memberitau operator jika saya butuh pertolongan. 

Sumber: https://www.pngdownload.id


Dan ternyata alhamdulillah tindakan MRI selesai juga dengan lancar tanpa kendala. Musik yang diperdengarkan lewat headset seperti tidak berguna karena bunyi mesin MRI lebih berisik dan keras. Yang pasti jacket gigi saya yang saya khawatirkan di awal, alhamdulillah baik-baik saja. Sekitar 35 menit saya berada dalam ruang sempit tersebut, akhirnya selesai juga. 


*******


Hasil MRI tanpa kontras ini kemudian saya berikan ke Dokter Spesialis Mata yang meminta saya untuk menjalani MRI. Dokter tersebut kemudian merujuk saya ke Dokter Spesialis Bedah Syaraf di RS yang sama. Dokter mata tersebut tidak menjelaskan hasil dari MRi yang tercetak dalam selembar kertas.

Penasaran dengan isinya, dan harus lama menunggu mesti ke Dokter Bedah Syaraf dulu, saya mencoba mengetikkan kata dan kalimat yang tertera pada lembar hasil MRI tersebut. Saya ketikkan beberapa kata kunci yang mungkin membantu. Cukup syok mendapati hasilnya. Namun tentu semua ketetapan dan takdirNya mau ga mau harus diterima. Namun bagaimana penerimaan itu akhirnya bisa menenangkan saya, itu yang kemudian perlu dan penting saya lakukan. 


*********


Masih panjang perjalanan ikhtiar buat sembuh sepertinya. Tapi tentu harus terus dijalani. Cukup sekian sharing hari ini, insyaallah nanti dilanjutkan. 



Comments