Cintanya Sesuai Porsi

Kondisi sakit menyebabkan saya belum bisa beraktifitas normal di rumah, apalagi ke kantor.  Walau ada "ibuk" yang siap membantu, tapi suami banyak mengambil alih tugas saya.

Pagi-pagi, abi membangunkan anak-anak untuk sholat shubuh dan bersiap mandi dan sekolah. Menyiapkan sarapan sederhana untuk mereka sebelum berangkat sekolah. Rutinitas pagi ini biasanya kami lakukan bersama-sama, siapa yang bisa mengambil peran lebih dulu. Karena saya harus keluar paling dulu dari rumah untuk berangkat kerja di hari-hari biasa. Tapi sepekan ini, semua diambil alih abi, tanpa mengeluh capek atau ribet. Abi membiarkan saya istirahat dengan tenang tanpa gangguan. 

Selama proses berobat di RS, yang terasa lama dan membosankan, abi pun tidak pernah mengeluh. Dia menyiapkan pundaknya untuk disenderin karena pusing yang tak usai di kepala. Menyiapkan semua kebutuhan saya selama berobat di RS. 

Semua itu dia lakukan tanpa mengabaikan anak-anak di rumah yang dititip dengan tante dan om mereka. Di waktu tertentu anak-anak ditelp, apakah sudah mandi, sudah sholat, sudah makan, dan seterusnya. 

Abi bukan tipe laki-laki romantis yang kata-katanya terdengar manis, yang rayuannya bikin hati selalu berbunga. Namun dari semua apa yang dia lakukan, sudah menunjukkan cintanya sama keluarga, sayangnya sama semua. 

Cintanya sesuai porsi
Sayangnya tak perlu diragukan lagi

Semoga Allah selalu menjadikan kami hamba-hamba yang selalu bersyukur, dan memberi kekuatan dan kesabaran kepada kami dalam mendidik dan mengasuh anak-anak sehingga mereka menemukan jalan menuju Rabbnya. 

Depok, Hari ke-6 pasca operasi


Comments