Bulan Oktober merupakan bulan terbaik mengunjungi Seoul, kota yang
dipagari empat gunung di Korea Selatan. Di utara ada Gunung Baegak, di
timur Gunung Nak, di barat ada Gunung Inwang, dan di selatan ada Gunung
Nam. Angin yang turun dari pegunungan itu tidak terlalu dingin. Matahari
siang pun tak pernah menyengat kulit.
Istana
Gyeongbokgung ini adalah tempat wisata wajib yang harus dikunjungi jika datang
di Korea. Karena lokasinya yang tidak jauh, masih di Kota Seoul sehingga
akses ke sana juga tidak sulit. Dan jangan lupa, kalau mau ke sana
harus tahu informasi, kapan pergantian penjaga istana, sehingga upacara
pergantian tersebut juga dapat disaksikan.
Gyeongbokgung Palace merupakan istana kerajaan utama pada masa Dinasti
Joseon, simbol keagungan kerajaan dan rakyat Korea. Dibangun pada tahun 1395, di Utara
Seoul. Gyeongbokgung merupakan istana terbesar dari lima istana yang
dibangun oleh Dinasti Joseon, dengan luas 41 ha. Istana ini hancur pada saat invasi Jepang ke Korea tahun 1592-1598 dan dibangun lagi selama tahun 1860-an dengan 330 buah komplek bangunan dengan 5.792 kamar (Wikipedia).
Saya beruntung bisa menyaksikan The Opening of The Royal Palace Gates and Royal Guard Changing Ceremonies. Saya datang ke istana ini hari sabtu pagi, di Bulan Oktober. Tidak berapa lama setelah memasuki gerbang utama Gwanghwamun Gate, setelah membeli tiket, ternyata akan ada acara pergantian penjaga istana. Di
depan sebuah pintu gerbang yang amat tinggi dan besar, suara gendang
ditabuh satu demi satu dalam ritme yang tetap. Sejumlah lelaki jangkung
berbalut hanbok (pakaian tradisional Korea) berbaris sambil membawa
pedang dan tombak. Serasa digiring ke zaman dulu menyaksikan orang-orang yang berpakaian tradisional dengan senjata-senjata zaman dahulu juga. 😃 Upacara ini berlangsung kurleb satu jam-an.
Selain istana, di sini juga terdapat dua museum
yaitu The National Palace Museum of Korea (terletak di selatan
Heungnyemun Gate) dan National Folk Museum (terletak di sebelah timur di
dalam Hyangwonjeong).
Saya
datang ke sana bersama rombongan. Namun setelah pembelian tiket dan
masuk ke halaman istana, saya lebih banyak berjalan sendiri. Lebih asyik
mengeksplor lokasi ini sepuasnya. Saya jalan terus ke dalam, dan
ternyata lokasi istana ini sangat luas. Saya sampai capek banget
menyusuri beberapa bangunan di komplek istana ini. Dan ternyata ga
sempat juga mengitari semua, karena waktu berkumpul rombongan sudah
tiba.
|
Perjalanan menuju Gyeongbokgung Palace |
|
Pintung Gerbang Utama Gyeongbokgung Palace sudah terlihat 😃 |
|
Gwanghwamun Gate, pintu utama istana Gyeongbokgung |
Pintu masuk istana ini ada beberapa, selain pintu utama di atas terdapat pintu Geonchunmun Gate di sebelah timur, Yeongchumun Gate di sebelah barat, dan Sinmumun Gate sebelah utara. Di luar pintu masuk utama ini ada penjaganya. Seorang pria bertubuh sangat besar kalau kataku. Mau minta foto agak-agak takut gitu. Ternyata dia engga ngigit kok 😅
|
Penjaga Gwanghwamun Gate, dikirain patung ternyata orang beneran 😄 |
|
Para penjaga memasuki pintu gerbang utama |
|
Para penjaga mulai memasuki area di depan Heungnyemun Gate |
Heungnyemun Gate merupakan gerbang pertama menuju bangunan istana. Di kanan kiri gerbang ini terdapat koridor yang memanjang ke samping.
|
Raja berdiri di Heungnyemun Gate bersama para penjaga berpakaian biru |
|
Geunjeongjeon Hall |
Geunjeongjeon
Hall, merupakan bangunan yang paling penting sebagai tempat singgasana
raja. Dan di sana lah seluruh kegiatan kerajaan dilaksanakan dan juga
untuk menjamu para tamu dari negara lain.
|
Singgasana di Geunjeungjeon Hall |
|
interior dalam Geunjeungjeon Hall |
|
Ukiran pada langit-langit teras Geunjeungjeon Hall |
|
Gyeonghoeru Paviliun |
Gyeonghoeru pavilun ini dibangun di atas kolam di
sebelah barat Gangnyeongjeon Hall. Tempat ini merupakan tempat tinggal raja. Juga tempat raja mengadakan pesta untuk utusan asing atau pejabat istana.
|
Bertemu gadis kecil Korean, who ask me, "Why do you use shawl to hide your hair?" And her Mom offered to take my picture with her. Pieceeee 😉 |
Capek mengelilingi istana ini.
Sudah dulu ya. An-nyeong-hi gye-se-yo 😊😉 (Good bye)
Comments
Post a Comment