PENGALAMAN MENDAFTAR SEKOLAH NEGERI TINGKAT ATAS (PART 1)

Bulan Juni 2023, si Uda, demikian kami memanggil Putra kami yang kedua, lulus dari Pondok Pesantren setingkat SMP.  Rencananya mo lanjut SMA atau MAN. Sengaja kami memilih sekolah negeri untuk si Uda, dengan berbagai pertimbangan. 

Bismillah, akhirnya secara bersamaan mendaftar di SMA Negeri melalui PPDB Jabar dan MAN DKI Jakarta. Kenapa ke DKI Jakarta, karena di kota kami belum ada MAN. 

Jauh-jauh hari sebelum waktu pendaftaran, saya sudah mulai mengumpulkan informasi seputar pendaftaran SMA dan MAN. Informasi yang saya peroleh dari tahun lalu, cukup memberikan gambaran tentang proses pendaftaran SMA dan MAN tahun 2023. Beberapa hal mulai saya persiapkan, diantaranya rapor dari kelas 7 sampai kelas 9 semester 1, Kartu Keluarga, KTP orang tua, akta kelahiran calon siswa, sertifikat akreditasi sekolah tingkat SMP,  dan lain-lain. 

Bulan Mei 2023, saya sudah membuat akun pendaftaran di kedua tipe sekolah tersebut. Ada baiknya saya tulis dalam sub yang berbeda kali ya, biar enak bacanya. 

Pembuatan Akun Pendaftaran MAN DKI Jakarta

Proses pembuatan akun saya lakukan sendiri, tanpa bantuan sekolah, berbeda halnya kalau mendaftar SMA, dimana akun dibuatkan oleh sekolah. Oh ya, jangan lupa mencatat username dan password pendaftaran, karena seringkali lupa dan jadi ribet di langkah berikutnya, karena mesti hubungi sekolah/panitia untuk mereset password kita. Tentunya hal ini memakan waktu. Setelah membuat akun kita diberikan Bukti Pengajuan Akun, berupa selembar kertas yang berisi Nomor peserta, Token, Biodata Siswa, Data Tambahan, Nilai Rapor dan space untuk tanda tangan pendaftar dan orang tuanya. Informasi awal saya peroleh di website resmi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Madrasah oleh Kemenag Prov DKI Jakarta TA 2023/2024 sekitar pekan kedua Mei 2023 di link berikut ini: https://ppdb-madrasahdki.com/

Website Penerimaan Peserta Didik Baru Madrasah DKI Jakarta

Di website tersebut, dimuat pendaftaran madrasah mulai tingkat ibtidaiyah (MIN) sampai aliyah (MAN) di wilayah DKI Jakarta. Untuk tingkat aliyah, MAN DKI Jakarta masih menerima calon siswa dari luar Jakarta, alhamdulillah, karena di kota saya belum ada MAN. Di website tersebut dapat ditemukan Petunjuk Teknis (Juknis) semacam pedoman atau panduan untuk mendaftar di MAN, yang dikeluarkan oleh Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi DKI Jakarta. Bagi yang ingin daftar sebaiknya pelajari dan baca sampai paham Juknis tersebut, sehingga semua pertanyaan di benak terjawab semuanya, karena di Juknis tersebut sudah sangat lengkap penjelasan tentang PPDB. 

Beberapa Jalur Masuk MAN

Untuk mendaftar MAN, ada delapan jalur masuk yaitu: Zonasi RT, Afirmasi Prestasi, Afirmasi DTKS, Anak Guru dan Pindah Tugas orang tua, Tahfidz Qur'an, Reguler, Madrasah dan Tahap akhir. Mungkin tidak semuanya yang bisa saya ceritakan, karena si Uda hanya bisa mendaftar di sebagian jalur masuk saja. 

Yang perlu diketahui adalah jalur masuk yang bisa kita lalui dan tanggal pendaftarannya. Jadi si Uda pertama kali berikhtiar mendaftar via jalur Tahfidz. Sertifikat tahfidz yang dia peroleh di Pondok Pesantren kemudian dibawa ke Kemenag tingkat Kota untuk diberikan semacam surat keterangan sudah hafal sekian juz Alqur'an. Suket dari Kemenag ini lebih kuat dibanding hanya sertifikat yang diterbitkan oleh sekolah masing-masing. Namun panitia MAN tidak mewajibkan hal tersebut, cukup menyertakan bukti dari lembaga tahfidz atau keterangan dari kepala sekolah sebelumnya.

Jalur Masuk Tahfidz

Syarat daftar jalur tahfidz tingkat MAN ini minimal hafal 5 juz. Kuota penerimaannya sangat sedikit yaitu hanya 5 persen dari total jumlah siswa yang akan diterima. Pilihan sekolah hanya satu sekolah, berbeda dengan jalur lain yang bisa dua sekolah. Setelah mendaftar via online, pendaftar menerima bukti pendaftaran. Setelah mendaftar akun kita diverifikasi panita. Sebelum 24 jam kita sudah dihubungi oleh sekolah yang kita pilih saat mendaftar untuk melakukan tes tahfdz di sekolah tersebut. Semua peserta dimasukkan dalam grup whatsapp, untuk diberikan informasi terkait jadwal dan lokasi tes. 

Antara waktu pendaftaran, tes dan pengumuman hasil cukup singkat menurut saya. Tanggal 19-20 Juni pendaftaran jalur tahfdz, tanggal 21-22 Juni tes dan besoknya tanggal 23 Juni pengumuman hasil di website. Penilaian tahfidz adalah jumlah hafalan dan tajwidnya. Saat hadir di sekolah untuk menjalani tes harus membawa bukti pendaftaran jalur tahfdz dan Suket Tahfidz.

Pengumuman siswa yang diterima via jalur tahfidz dapat diakses melalui website. Dari 63 orang siswa yang mengikuti tes, hanya 16 orang yang diterima, dan ternyata belum rezeki si Uda diterima di MAN via jalur ini. Semoga masih ada kesempatan di jalur lain. Aamiin.

Jalur Masuk Reguler 

Pekan berikut si Uda didaftarkan via jalur Reguler. Kuota penerimaan jalur ini sebesar 25 persen, lebih besar daripada jalur tahfidz. Di jalur ini, siswa dapat memilih dua MAN tujuan. Setelah mendaftar seperti sebelumnya, pendaftar diberikan bukti mendaftar via jalur reguler. Besok, tanggal 28 Juni pengumuman hasil pendaftaran via jalur ini. Jalur reguler ini dapat digunakan oleh calon siswa yang berasal dari SMP, atau pun SMPIT.

Untuk jalur reguler (dan juga jalur madrasah), seleksi dilakukan berdasarkan nilai akhir. Jika calon siswa memiliki nilai akhir yang sama, maka seleksi berdasarkan urutan pilihan MAN/madrasah, usia dan waktu pendaftaran. Oleh karena itu usahakan mendaftarnya lebih awal karena menjadi bagian dari penilaian. 

Jalur Masuk Madrasah

Ternyata si Uda juga belum rezeki untuk lulus di jalur masuk reguler. Dan akhirnya mencoba mendaftar jalur madrasah. Tanggal 1-2 Juli 2023 pendaftaran untuk jalur madrasah dibuka. Dan kami pun mencoba untuk daftar jalur masuk ini. Dan ternyata...... kami ditolak oleh sistem untuk mendaftar. Saya pun akhirnya mencoba mencari tahu dengan menulis melalui kolom pesan yang tersedia di website. Dan alhamdulillah sistemnya bagus menurut saya, karena pesan yang masuk tidak pakai lama direspon oleh adminnya. 

Dari kolom pesan tersebut saya paham, bahwa ternyata si Uda ditolak oleh sistem untuk mendaftar karena sekolah asal tertulis sebagai SMP XX, bukan Pondok Pesantren. Seharusnya saya menulis sebagai Pondok Pesantren XX, sehingga sistem dapat membaca dan membuka akses untuk mendaftar jalur madrasah. Sedih juga sih akhirnya ga bisa daftar, yang padahal kuotanya lumayan besar yaitu 40 persen. Akhirnya kami pun harus menerima segala ketetapan Allah atas Uda terkait bersekolah di MAN dengan ikhlas. Mungkin sekolah di MAN bukanlah hal terbaik menurut-Nya. Tidak bisa bersekolah di MAN bukan akhir dari segalanya kan ya? Jadi pesan saya buat teman-teman yang punya rencana menyekolahkan anak ke MAN jalur madrasah, pastikan sekolah asal tertulis Pondok Pesantren, bukan SMPIT dan sejenisnya, karena sistem akan menolak.

Oh iya, jika tidak lulus di satu jalur, maka bisa otomatis mendaftar di jalur berikutnya. Namun jika lulus di satu jalur, maka wajib melakukan lapor diri sesuai jadwal yang ditentukan. Jika tidak lapor diri dianggap gugur dan tidak bisa mengikuti jalur lainnya, kecuali jalur tahap akhir (jika kuota masih ada). Namun kuota akhir ini pun hanya bisa digunakan oleh calon siswa yang berasal dari sekolah tsanawiyah/MTsN.

Semoga cerita ini bermanfaat untuk teman-teman yang juga berniat untuk daftar di jalur yang sama di waktu mendatang ya.     

Jakarta, 27 Juni 2023
dua hari menjelang Idul Adha 

Comments