Perjalanan ke Jambi

Sampai di Jambi, pesawat mendarat di Bandar Udara Sultan Thaha yang terletak di Kota Jambi. Nama Bandara ini diambil dari nama Sultan Thaha Syaifuddin seorang Pahlawan Nasional dari Jambi.


Bandar Udara Sultan Thaha

 

Perjalanan dilanjutkan menuju Candi Muaro Jambi yang terletak di Desa Nuaro Jambi, Kecamatan Muaro Sebo, Kabupaten Muaro Jambi Provinsi Jambi. Tepatnya di tepi Sungai batang Hari, sekitar 26 km dari Kota Jambi.  

Selama perjalanan mendekati candi ini, saya banyak menemui pohon duku. Di beberapa titik selama perjalanan saya melihat beberapa karung yang berisi buah duku. Sepertinya baru dipanen dan menunggu untuk diangkut oleh mobil.   

Candi Muaro Jambi berupa komplek percandian terluas di Asia Tenggara, dengan luas sekitar 3000-an hektar, dengan beberapa bangunan candi yang sebagian besar masih berupa gundukan tanah yang belum digali. Komplek candi ini ditemukan pertama kali pada tahun 1824 oleh S.C Crooke, seorang Inggris yang melakukan pemetaan di daerah aliran sungai untuk kepentingan militer. Baru pada tahun 1975, Indonesia mulai melakukan pemugaran.

    

Suasana sekitar Candi Muaro Jambi

Pemugaran baru selesai dilakukan tahun 1988 dipimpin oleh R. Soekmono, seorang Arkeolog yang pernah memimpin pemugaran Candi Borobudur. Baru sembilan bangunan yang berhasil dipugar, dan kesemuanya bercorak Buddhisme. 

Diantara bangunan candi yang ada di komplek percandian, terdapat bangunan paling tinggi yang disebut dengan Candi Tinggi. Candi ini bangunan yang akan ditemui oleh para pengunjung ketika memasuki area komplek candi.



Candi Tinggi di komplek Percandian Muaro Jambi


Candi Tinggi di komplek Percandian Muaro Jambi

Saking luasnya area candi ini, saya tidak sampai berjalan-jalan jauh mengitari dan melihat bangunan lainnya yang ada di komplek ini. 

Candi Tinggi lebih dekat

Perjalanan berikutnya dilanjutkan ke Jembatan Gentala Arasy. Jembatan ini dibangun tahun 2012-2014, dan diresmikan oleh Wapres Jusuf Kalla tahun 2015. Jembatan ini membelah Sungai Batang Hari dengan panjang 530 m, lebar 4,5 m dan dua tiang pancang setinggi 60 meter.

Jembatan yang meliuk berbentuk huruf S ini hanya diperuntukkan bagi pejalan kaki.  Di ujung jembatan terdapat Menara Gentala Arasy setinggi 80 m, yang berfungsi sebagai museum. 



Jembatan Gentala Arasy

Di sepanjang pinggir Sungai Batang Hari, terdapat banyak lapak berjejer, yang menawarkan sajian yang hampir sama, yaitu jagung bakar. Hal yang sangat mengganggu saat itu adalah bau tidak sedap yang ditimbulkan oleh sampah yang numpuk di beberapa titik. Hal ini membuat duduk-duduk sore di pinggir jembatan menjadi terganggu, dan ingin segera meninggalkan lokasi tersebut. Lokasi jembatan ini berada di seberang Rumah Dinas Gubernur Provinsi Jambi.


Perjalanan April 2016
Ditulis saat sepekan diterapkannya PSBB
(Pembatasan Sosial Skala Besar)
karena Pandemi Corona 19
20 September 2020 


Comments