Hal Unik yang Ditemui di Amerika

Perjalanan singkat ke Amerika Serikat pada akhir Bulan April sampai dengan Mei 2023 mempertemukanku dengan hal-hal unik yang menurutku berbeda dengan Indonesia, dimana aku lahir, besar dan sampai memiliki 3 anak. Aku tidak tahu persis apakah hal unik yang kutemui ini suatu kebetulan atau memang sudah biasa dan membudaya di sana. Atau apakah memang ada peraturan yang mengatur hal tersebut yang menjadikan masyarakat di sana melakukan hal tersebut. 

Nah, berikut beberapa hal yang menurutku unik dan berbeda dengan di Indonesia:

Membawa hewan dalam alat transportasi publik

Saat saya harus berangkat ke California dari Washington DC (penerbangan domestik Amerika Serikat), di Bandara saya menemui beberapa penumpang yang membawa binatang peliharaannya (anjing) ikut serta dalam pesawat. Anjing yang dibawa juga beragam, ada yang kecil lucu namun ada juga yang besar menyeramkan. Buat saya yang takut anjing, agak sedikit membuat saya deg-degan melewati mereka yang membawa anjing. Tapi sepanjang yang saya lihat dan perhatikan, anjing-anjing tersebut sama sekali tidak mengganggu penumpang lain. 

Saat memasuki badan pesawat, saya menemui penumpang yang duduk di barisan paling depan sedang mengelus-elus anjingnya yang duduk di bawah, pas di depannya. Anjingnya berukuran cukup besar. Dan tidak ada semacam penutup mulutnya, dimana saya khawatir dapat menggigit penumpang. Tapi mungkin bagi mereka menutup mulut anjing sebuah ketidaklaziman, atau bahkan mungkin suatu perbuatan tidak berperikehewanan (saya kurang paham). Namun untuk penerbangan internasional antar negara, saya tidak ditemui hewan peliharaan yang dibawa.

Demikian juga saat naik bus umum dari Davis ke Sacramento, sekitar 45 menit perjalanan, para penumpang bebas membawa anjing ke dalam bus. Bahkan anjingnya tanpa menggunakan penutup mulut, padahal anjingnya besar seperti jenis anjing pelacak.  

Kaca mobil transparan (tidak gelap)

Saat suatu hari menunggu bus yang akan ditumpangi, saya cukup lama memperhatikan mobil-mobil yang bersiliweran di jalanan. Mobil-mobil yang lewat umumnya memiliki stiker kaca yang cukup transparan, terutama kaca bagian depan. Kita dapat dengan mudah melihat orang-orang yang berada di dalam mobil tersebut. Namun kadang stiker kaca mobil bagian belakang sedikit lebih gelap dari kaca depan, namun kita tetap dapat meliaht orang-orang di depannya. 

Hal ini berbeda menurut saya dengan di Indonesia, dimana kita sulit melihat orang di dalam mobil karena kacanya yang gelap. 

Kaca mobil yang cukup terang di Kota Sacramento

Tali kuning untuk mengirim kode ke driver untuk berhenti 

Ketika menumpang bus umum dari Davis ke Kota Sacramento, saya kepo dengan tali berwarna kuning yang berada di atas jendela bus. Di bus Indonesia saya tidak menemui tali tersebut ada di bus umum. Dan ternyata fungsi tali itu adalah untuk memberikan pesan kepada sopir untuk berhenti di halte berikutnya. Terkadang sopir tidak berhenti di halte yang tidak ada orangnya yang akan naik bus, sehingga kita perlu memberi pesan untuk berhenti. Penumpang cukup menarik tali kuning tersebut sebagai tanda stop request. Katanya untuk bus lainnya ada juga yang bentuknya tombol, yang tinggal dipencet saja.   

Tali kuning sepanjang jendela dapat ditarik untuk kasih kode pada driver bus

Kebiasaan berjalan kaki

Di AS tidak ada angkutan umum yang kecil yang bisa membawa penumpang lebih dari 3 orang seperti halnya angkot di Indonesia. Di sana hanya ada taksi dan bus. Juga sudah ada angkutan online seperti uber. Karena itu, masyarakat yang tidak memiliki mobil perlu berjalan kaki dari halte bus ke tempat tujuan atau pun sebaliknya. 

Kondisi ini menyebabkan mereka sangat terbiasa berjalan kaki. Suatu kali kami harus berjalan kaki cukup jauh dengan kondisi jalan menurun. Bagi saya yang tidak terbiasa berjalan kaki sudah sangat merasakan capek, sehingga kecepatan berjalan mulai menurun, nafas juga tersengal-sengal. Namun orang sana yang menemani kami berjalan speednya masih sama, tetap berjalan dengan kecepatan sama seperti awal, dengan nafas yang tidak seperti saya. Luar biasa sih ini menurut saya.

Melayani diri sendiri saat makan di warung makan/cafe

Ini tentunya tidak berlaku di restoran mewah dan mahal barangkali ya. Saat saya makan di restoran kelas menengah ke bawah (menurut saya) kami memesan makanan langsung ke counternya, menunggunya sampai siap diambil. Kebutuhan sendok, tisu dan minuman (yang gratisan) mengambil sendiri ke tempatnya. 

Selesai makan, kita harus mengembalikan peralatan makan kembali ke tempat yang sudah disiapkan. Membuang sisa makanan ke tempat sampah dan seterusnya. Tidak ada orang yang melayani konsumen untuk hal ini. Bisa jadi ini karena tingginya upah/gaji karyawan.

Toilet yang unik 

Kalau di AS, hampir semua toilet yang saya masuki, auto flush setelah kita berdiri dari toilet duduk tersebut. Dan jangan pernah berharap ada air untuk membersihkan diri setelah BAK atau bahkan BAB. Yang tersedia hanyalah tisu. Jadi kalau kalian ingin bersuci maka siap-siap bawa botol air mineral kemana-mana agar gampang.

Oh ya satu lagi, hampir semua pintu toilet tidak tertutup rapat, pasti ada celah dimana orang di luar bisa melihat ke dalam toilet. Sungguh hal ini sangat tidak nyaman buat kita yang terbiasa di Indonesia dengan toilet tertutup rapat.  

Penerbangan Domestik: Self Service, Pramugari dan Makanan

Saat cek in di Bandara, koper yang akan kita masukkan ke bagasi tidak langsung kita letakkan di conveyor samping petugas counter check in. Namun kami diminta untuk membawa koper ke area sebelah counter check in untuk dimasukkan ke bagasi pesawat. Jaraknya dari counter sekitar 15 meter.

Saat terbang dari Washington DC ke California, saya mendapati pramugari yang melayani penumpang tidak lagi berusia muda seperti banyak yang kita temui di penerbangan domestik di Indonesia. Saya memperkirakan usia pramugari di pesawat yang saya tumpangi di atas 50 tahun. Namun mereka tetap bekerja dengan profesional. 

Tentang makanan di pesawat penerbangan domestik di AS sangat berbeda dengan Indonesia. Kalau di Indonesia, jarak tempuh 1,5 jam penumpang mendapatkan makanan berat. Namun saat menumpang pesawat dari Bandara Ronald Reagen Washington DC ke Bandara Sacramento California dengan jarak tempuh sekitar 7 jam dengan satu kali transit di Bandara Sky Harbor Arizona, penumpang hanya mendapatkan satu potong cookies dan semacam snack kacang-kacangan di dua kali terbang tersebut. Sangat di luar ekspektasi saya saat itu, karena saya tidak mempersiapkan snack selama perjalananan yang cukup jauh tersebut. 

Jika ingin mendapatkan makanan di luar yang disediakan, penumpang bisa membelinya dengan membayar secara cash atau e-money.   


Apalagi ya hal yang unik saya jumpai yang berbeda dengan Indonesia? Mungkin teman-teman pembaca bisa nambahin, terutama bagi kamu yang stay lama di sana. 

Makasih sudah mampir dan membaca tulisan saya, semoga bermanfaat.


Comments