Mencari Hikmah di Balik Musibah (Bagian 1)

Cerita Seputar Covid-19 
Sebelum Work From Home


Awal tahun 2020 dunia dikejutkan dengan munculnya virus dengan kasus pertama kali mewabah di Wuhan China. Virus ini awalnya diberi nama SARS-CoV-2. Dan kemudian oleh WHO virus ini disebut sebagai 2019-nCoV. Hampir setiap hari kita semua mendapati berita tentang virus yang oleh Komisi Kesehatan Nasional China disebut sebagai Novel Coronavirus Pneumonia (NCP). Tidak hanya di televisi, di media sosial pun yang diberitakan sebagian besar adalah tentang penyakit yang belakangan dikenal dengan sebutan Covid-19 (Corona Virus Disease).

Penyebaran Covid-19 ini berlangsung dengan mudah dan cepat ke seluruh penjuru dunia. Pemandangan yang mengerikan di Wuhan, mulai terlihat di belahan bumi lainnya. Italia salah satu negara yang terparah akibat virus ini. Sekarang ini, Covid-19 telah menyebar di 168 negara di dunia.

Kekhawatiran dan ketakutan mulai menghantui dunia akibat makhluk Allah yang sangat amat kecil ini. Walau bagaimana pun pro kontranya dunia membahas tentang asal muasal makhluk yang keberadaannya mulai meneror kehidupan umat manusia, dia tetaplah makhluk Allah.

2 Maret 2020, Presiden Joko Widodo mengumumkan kasus pertama positif Covid-19 di Indonesia, dengan dua kasus positif berada di Kota Depok tempat dimana saya tinggal. Pengumuman ini tentu saja membuat saya dan beberapa teman di kantor yang berasal dari kota yang sama mulai khawatir.

Senin pertengahan Maret, saya sudah gelisah karena pengumuman untuk dirumahkan belum muncul juga, padahal kondisi sudah semakin tidak nyaman. Pemerintah terus mengumumkan bertambahnya orang yang positif Covid-19 setiap hari. Bus TransJakarta yang biasanya saya tumpangi sudah tidak jalan lagi, karena kebijakan Pemerintah DKI Jakarta. Terpaksa harus berangkat lebih pagi, agar bisa naik bus jemputan kantor.

Kondisi kantor semakin tidak kondusif. Para pegawai mulai tidak fokus bekerja. Beberapa kegiatan seperti pertemuan / rapat-rapat pun semua ditunda sampai waktu yang tidak ditentukan. Dan satu kegiatan pertemuan nasional yang sedianya akan dilaksanakan pekan kedua Maret 2020 terpaksa dibatalkan.

Kantor sudah melakukan sosialisasi kepada semua pegawai tentang Covid-19 dengan menghadirkan dokter sebagai narasumber yang kompeten. Hal ini tentunya bertujuan agar semua pegawai mendapatkan informasi yang jelas terkait virus ini dan bagaimana menghadapinya secara tepat. Beberapa upaya pencegahan juga mulai dilakukan. Setiap pegawai yang datang dan memasuki lobby gedung, dilakukan pengukuran suhu badan. Hand sanitizer pun dapat dijumpai di samping pintu lift.

Berbagai upaya kantor seperti di atas, tetap saja tak mampu mengurangi kekhawatiran saya dan teman-teman. Sementara itu anak-anak sudah dirumahkan karena adanya kebijakan pemerintah menutup sekolah-sekolah, dan semua siswa diminta belajar di rumah. Konsentrasi saya dan teman-teman kantor semakin terganggu, mengingat anak-anak di rumah tanpa pengawasan orang tua. Kami khawatir anak-anak main ke luar rumah karena jenuh seharian tidak memiliki kegiatan seperti hari-hari sebelumnya di sekolah bersama teman-teman. Ke luar rumah pun tentunya beresiko akan tertular virus ini.

Alhamdulillah akhirnya, pengumuman yang ditunggu-tunggu datang juga, di hari ketiga anak-anak belajar di rumah, semua pegawai bekerja di rumah (work from home), namun tetap ada yang masuk secara bergantian. Informasi ini sangat melegakan, walaupun tetap harus masuk satu kali sepekan.

Setelah bekerja di kantor secara bergiliran, menyusul lagi pengumuman "merumahkan" semua pegawai tanpa kecuali. Hal ini dilakukan bukan tanpa alasan, yaitu karena sudah ada satu orang dari divisi lain yang positif Covid-19. Dan tentunya secara otomatis ODP bertambah di lingkungan kantor. Karenanya untuk memutus rantai penularan tersebut, pimpinan mengambil kebijakan untuk melakukan work from home bagi semua pegawai.  Bersambung ...........

#workfromhome
#dirumahaja

Depok, Memasuki Pekan ke-4 Di Rumah Aja

Comments