Pasrahkan Saja Sama yang Di Atas

Cerita Seputar Covid-19


"Dari mana Bu?"

"Dari majelis ta'lim Neng, tadi ada pengajian."

"Masih ramai jama'ah yang datang Bu?"

"Ga seramai biasanya sich Neng.”

"Padahal pemerintah sudah menghimbau agar acara kumpul-kumpul ditunda dulu, semua diminta tetap di rumah selama Corona ini masih mewabah.”

"Itu mah kembali ke pribadi masing-masing saja Neng. Mendengar pengajian kan nambah ilmu agama, insyaallah bernilai ibadah.”

"Tapi orang yang sakit karena Corona ini terus bertambah Bu, tadi di tivi disiarkan sudah enam ratusan yang jatuh sakit, dan lima puluhan orang yang meninggal.”

"Yaaa, kita pasrah saja sama Yang di Atas. Mati kan cuma sekali, lagian semua juga akan mati.”

"Ibu belum tahu ya, kalau para dokter yang nanganin Corona ini juga sudah banyak yang meninggal. Kalau mereka terus berguguran siapa yang akan ngobatin kita, kalau kita ikut sakit kena Corona? Tambah lagi kalau ruang rawat inapnya penuh, dan kita harus dirawat, bisa-bisa kita akan ditaroh di selasar RS, tanpa fasilitas yang memadai, karena banyaknya yang jatuh sakit kena virus Corona. Itu yang terjadi kemaren di Cina Bu. Tenaga medis mereka kewalahan dan kelelahan menghadapi begitu banyaknya yang sakit karena virus ini .”

Ibu mulai tercenung dan bergumam, "Iya ya.”

"Dan jika kita sakit, kita akan ditaroh di kamar rawat khusus, namanya ruang isolasi, ga ada yang boleh besuk, termasuk keluarga. Ibu mau sakit sendirian, tidak didampingi keluarga?"

Air muka Ibu mulai berubah.

"Dan Ibu tahu ga, jika yang sakit karena Corona itu meninggal, dia akan dikubur oleh petugas RS yang menggunakan pakaian kek astronot gitu, dan tidak boleh ada keluarga yang menghadiri pemakaman. Jenazah tidak dimandikan, tapi langsung dibungkus plastik khusus tanpa kain kafan. Ibu mau meninggal kayak gitu?”

Ibu hanya terdiam, dan perlahan Ibu berkata, "Jadi Ibu kudu bagaimana Neng?"

"Sementara virus ini masih terus mewabah, Ibu di rumah aja, ga usah kemana-mana dulu. Tawakal sama Allah itu wajib, tapi kudu ikhtiar dulu, dengan cara jaga diri dan keluarga jangan sampai ikut sakit tertular virus ini. Selain itu Ibu harus rajin cuci tangan menggunakan sabun. Kalau terpaksa harus keluar gunakan masker, dan kalau perlu sarung tangan. Ntar deh Neng kasih lihat bagaimana nyuci tangan yang bener.”

Selanjutnya Neng memberikan informasi lebih jelas pada Ibu, bagaimana menjaga diri agar tidak tertular virus Corona.

-----------------

Di pelosok sana, masih banyak saudara kita yang memiliki cara pandang yang tidak tepat dalam menghadapi pandemi Covid-19.

Ayooo, edukasi mereka, berikan pemahaman yang benar bagaimana menyikapi pandemi Covid-19.

Physical Distancing itu hanya menjaga jarak secara fisik. Kamu masih bisa menelepon dan mengedukasi orang tuamu, kerabat dan keluarga yang mungkin belum mendapat informasi yang benar terkait Covid-19.

Stay strong and safe together

Diposting di akun Fb saya Riza Mufidah 
tanggal 26 Maret 2020 

Comments