Pagi itu, sebelum kota benar-benar terjaga, aku melangkah keluar dari hotel menumpangi grabcar. Tujuanku: Benjakitti Park. Taman yang katanya jadi tempat pelarian warga urban dari hiruk-pikuk gedung tinggi dan lalu lintas yang tak pernah tidur. Begitu tiba, suasana langsung berubah. Di tengah barisan gedung pencakar langit yang mengelilingi taman, ada danau tenang yang memantulkan langit Bangkok dengan jujur. Jalur joggingnya lebar, bersih, dan dikelilingi pepohonan yang seolah menyapa setiap langkahku. Di kejauhan, aku melihat warga lokal dan ekspatriat berlari dengan ritme masing-masing—ada yang cepat, ada yang santai, semua dalam dunia mereka sendiri. Aku pun mulai berjalan pelan. Udara pagi terasa segar, meski sesekali aroma sarapan dari warung sekitar ikut menyelinap. Di antara gedung-gedung tinggi yang menjulang, aku merasa kecil, tapi juga bebas. Seperti sedang berdamai dengan kota yang sibuk, sambil memberi ruang untuk tubuh dan pikiran bernapas. Jalan mulai kupercepat. Berjala...