Perjalanan Haji (Part 9): Penunda Haid bagi Jamaah Haji Wanita

Perempuan berangkat haji di usia relatif muda akan ada isu haid yang perlu ditunda. Dari tanya-tanya pengalaman orang-orang minum obat penunda haid tidak selalu haidnya tidak datang, kadang ada fllek juga, dan setelah tidak minum obat lagi haidnya bisa panjang, ada yang jerawatan. Karena obatnya memengaruhi hormon, reaksi ke tiap orang beda-beda. Banyaknya cerita yang kurang enak membuat saya memutuskan tidak minum obat. Saya hitung sendiri siklusnya, kayaknya untuk puncak haji dan thawaf ifadah aman, bukan di siklus haid. Yang harus dilakukan dalam keadaan suci tidak haid hanya thawaf saja. Jadi wukuf dalam keadaaan haid pun boleh. Untuk thawaf umrah wajib saya pikir masih aman, saya bikin beberapa skenario untuk siklus haid, kayaknya aman. 

Jadwal ke Mekkah yang maju 1 hari membuat saya lebih tenang. Dari Madinah berangkat, ambil miqat di Bir Ali, mampir shalat maghrib di tol, masih aman. Masuk hotel di Mekkah jam 1 malam, jam 2 direncanakan berangkat untuk thawaf dan sa'i. Sebelum berangkat, saya ke kamar mandi untuk wudhu, dan ternyata saya haid. Nangis dech karena itu artinya saya harus menunda thawaf hingga suci, bisa seminggu, dan saya sudah kondisi ihram, semua larangan ihram berlaku. Membatalkan ihram harus bayar dam dengan menyembelih 1 ekor kambing. Teman-teman berangkat untuk thawaf saya ikut turun, ceritanya mau melepas mereka, ternyata mental saya gak kuat, sebelum mereka berangkat saya cari koper saya di lobi dan bawa naik ke kamar. Di kamar saya nangis, nelpon pulang. Tiap teman ke Haram atau ke mushala hotel, saya sendiri di kamar. Sedih banget posisi ada di Mekkah tapi gak bisa ibadah. Saya kompensasi dengan tilawah dan banyakin doa, apalagi menjelang maghrib dan saya sendiri di kamar.

Thawaf umrah wajib saya, tertunda 5 hari. Waktu teman-teman mau umrah sunah, mereka ke Tan’im untuk ambil miqat, saya ikut mereka tapi gak niat lagi karena saya sudah miqat di Bir Ali. Thawaf, sai, tahalulnya bareng-bareng. 

Pengalaman gak bisa ibadah karena haid membuat saya kembali berhitung. Kami di Mekkah sebulan, kalau haid pas sampai Mekkah kemungkinan besar saya gak bisa thawaf wada juga. Ini wajib bagi yang berhaji, tapi tidak thawaf wada karena haid tidak dikenakan dam. Gak pa-pa sebenarnya. Tapi saya berpikir sayang sekali jika selesai puncak haji waktu yang masih 2 minggu sebelum pulang tidak dimanfaatkan dengan baik karena ada ibadah yang tidak bisa dilakukan terhalang haid. Akhirnya konsultasi dengan bidan disarankan minum obat penunda haid, minimal seminggu sebelum jadwal haid, 2 kali sehari, di waktu yang sama, tidak boleh terlewat. Saya pasang alarm biar gak lupa. Alhamdulillah di sisa waktu di Mekkah saya bisa puas-puasin shalat ke Masjidil Haram, bisa thawaf wada juga. 

Jadi, saya pribadi sarankan konsultasi ke dokter atau bidan, gunakan obat penunda haid, disiplin minumnya. Walau yang tidak boleh dalam keadaan haid hanya thawaf, yakinlah kita akan sangat sedih ada di Mekkah ataupun Madinah tapi tidak bisa beribadah maksimal. Karena kita tidak punya kemewahan untuk sering-sering ke sana.


Comments

Popular Posts